Hari itu, tepatnya tanggal
20 Januari 2013. Sudah tiga hari tiga malam kotaku diguyur hujan deras dengan
disertai angin kencang. Langit yang gelap dan kilat yang menyambar disertai
gemuruh petir membuatku merasa ketakutan untuk bepergian. Udara yang sangat
dingin ini membuatku menjadi malas untuk melakukan kegiatan. Aku lebih memilih
untuk meminum teh hangat dan menyelimuti diri dengan selimut lembut
kesayanganku.
Ketika aku melihat jam
dinding, aku sedikit terkejut karena jam di kamarku telah menunjukkan pukul
12.30 WIB. Aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan bergegas untuk
menjemput adikku dari sekolahnya. Pada saat aku keluar kamar, ternyata ibuku
bilang kalau adikku sudah dijemput oleh tim evakuasi dengan perahu karet
disekolahnya. Aku mendapati ibuku sedang menangis karena barang-barang di
lantai bawah sudah terendam air. Kemudian aku melihat ke sekeliling perumahan yang
sudah terendam banjir melalui jendela kamarku yang kebetulan terletak di lantai
dua. Tampak warga yang panik saat air bah itu mulai masuk ke rumah-rumah warga.
Adapula warga yang berteriak dan menangis karena bingung harus pergi kemana.
Ada rasa kekecewaan di
hatiku karena dari pagi hingga siang hari aku hanya tidur tanpa memikirkan akan
datangnya banjir seperti ini. Kini aku pun meminta maaf pada ibuku dan mencoba
untuk menenangkan hatinya. Ibuku menangis karena banjir yang semakin meninggi
dan cincin pernikahan ibu dengan almarhum ayah lepas dan hanyut oleh air
banjir. Sedangkan Nita adik perempuanku setelah aku telepon dengan telepon
genggamku dan memastikan kalau dia baik-baik saja.
Lama kelamaan air banjir itu
semakin naik menjadi seukuran pinggang orang dewasa. Air dari sungai pun semakin
meluap ke jalanan di sekitar perumahanku. Ternyata pada awalnya penduduk desa
mengira bahwa hal itu merupakan suatu hal yang biasa. Karena biasanya ketika di
perumahanku terjadi hujan yang lebat, pasti air sungai itu tidak akan meluap ke
jalanan dan tidak pernah terjadi banjir. Namun, air itu semakin lama semakin
meninggi dan masuk ke halaman depan rumah-rumah warga.
Pada saat itu juga warga
mulai mengungsikan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi. Setelah hampir
satu jam lamanya, air itu mulai masuk ke rumah-rumah warga sedikit demi
sedikit. Warga dengan cepat mengungsi ke tempat yang tidak terjadi banjir untuk
menyelamatkan nyawa dan barang-barang mereka. Adapula warga yang terjebak air
banjir saat berada di dalam rumahnya. Beruntung warga yang memiliki rumah
dengan dua lantai seperti rumahku. Sehingga dapat menyelamatkan diri ke lantai
dua.
Mungkin ini merupakan
pengalaman pertamaku mengalami bencana banjir seperti ini. Perasaanku sangat
sedih karena bencana banjir ini menyebabkan kesulitan air bersih dan kekurangan
bahan makanan. Penyakit menular juga perlahan-lahan diderita oleh tetanggaku
dan warga sekitar perumahanku yang menjadi korban dari banjir ini. Banyak hewan
peliharaan seperti kucing dan anjing panik bahkan ada pula yang mati sebagai
dampak dari banjir. Berbagai bantuan seperti bahan makanan dan obat-obatan pun
mulai diterima oleh warga yang menjadi korban banjir ini.
Aku hanya dapat menyaksikan
warga yang sedang diselamatkan oleh tim evakuasi. Tim evakuasi tampak sangat
kesulitan saat menyelamatkan nenek-nenek yang sudah lumpuh. Namun sesulit
apapun itu, akhirnya tim evakuasi berhasil menyelamatkannya. Setelah tiga hari
kemudian akhirnya air banjir itu perlahan mulai surut. Warga pun mulai kembali ke
rumah mereka masing-masing dan mulai membersihkan lumpur-lumpur dirumah mereka.
Dan adikku pun Nita sudah kembeli diantarkan pulang ke rumahku oleh tim
evakuasi.
emperor casino - Shootercasino
BalasHapusExplore the new emperor casino - new casino offers all kinds of games from your desktop or your phone to play all your favourite video slots and classic Rating: 4.7 · 22 votes · 제왕카지노 검증 Price range: $$